INVESTASI AKHIRAT
وَابْتَغِ
فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارُ اْلأَخِرَةُ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا.... (القصص: 77)
Artinya: “Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan negeri akhirat), dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi....”
Demi masa depan lebih baik, keturunan dan hari tua,
manusia menumpuk-numpuk kekayaan hasil usahanya, padahal belum tentu dapat
dinikmatinya. Namun manusia kadang tak mengenal waktu ia terus berusaha sekuat
tenaga untuk menggapainya.
Sebenarnya Allah Yang Maha
Pemberi rizqi sama sekali tidak melarang manusia berbuat demikian untuk
mencukupi hajat kebutuhannya. Justru Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar
tidak lupa diri bahwa ada bagian rizqi yang harus dicarinya yang telah tersedia
di dunia ini. Seperti
firman-Nya dalam surat
Al-Qashash ayat 77:
Bahkan sekalipun setelah melaksanakn peribadatan,
manusia tetap disuruh untuk kembali bekerja tidak diam dan bertopeng dagu. Hal
ini sesuai dengan firman-Nya dalam surat
Al-Jum’ah ayat 10:
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلاَةُ فَانْتَشِرُوْا فىِ اْلأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ
وَاذْكُرُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (الجمعة: 10)
Artinya: “Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.”
Dua ayat di atas menegaskan, agar
hamba-hamba-Nya selain mencari rizqi guna memenuhi kebutuhan hidup ini, yang
lebih prioritas lagi adalah mengutamakan kehidupan akhirat. Jadi sangat kurang
tepat jika ada ungkapan “carilah dunia tapi jangan lupa akhirat”, seharusnya
adalah “carilah akhirat tapi jangan lupa dunia.” Ungkapan yang kedua ini
mengajarkan kepada kita hakikat keseimbangan.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, semestinya
kita menyadari, bahwa kehidupan ini hanya kita alami sekali saja dan sangat
sementara. Kehidupan dunia laksana pedang bermata dua, di mana satu mata
ketajamannya siap menghancurkan diri kita hingga sehancur-hancurnya dan satu
mata lagi ketajamannya siap kita perintah untuk memberikan manfaat yang besar
kepada kita. Jika kita pandai mengendalikan pedang bermata dua tadi, maka kita
akan selamat, dan jika kita salah mengendalikannya maka pedang tadi akan
menebas pemiliknya.
Kita jangan silau oleh gemerlapannya kehidupan dunia yang begitu indah
dan sangat menggiurkan, lantas kita melupakan Allah dan kehidupan akhirat yang
kekal. Allah mengingatkan kita dalam surat
Al-Munafiquun ayat 9:
يَأَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ
ذِكْرِ اللهِ....(المنافقون: 9)
Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah....”
Kita biasanya akan merasa rugi jika saja kita
kehilangan investasi, orang rela berebut untuk memenangkan tender sebuah proyek
yang belum tentu hasilnya apakah bisa dinikmati atau tidak. Tapi kita tidak
pernah merasa lebih rugi jika saja kita kehilangan investasi akhirat, yang
nyata-nyata hasilnya akan dapat dirasakan di hari pembalasan nanti.
Agar harta yang kita miliki tidak
rugi, maka kita harus berinvestasi, tentunya investasi yang lebih
menguntungkan, baik untuk sekarang di dunia maupun kelak di akhirat. banyak
cara untuk berinvestasi yang berlipat ganda keuntungannya ini, jika kita berharta
maka prosedurnya semisal shadaqah, zakat, infak dll. Jika tidak memiliki
harta yang cukup, kita bisa berinvestasi
dengan apa yang bisa kita lakukan untuk kebaikan bersama, atau setidaknya
dengan dorongan doa kepada sesama inipun investasi.
Jika pada hari ini kita diberi
kelebihan rizqi jangan ragu-ragu, yakinlah sepenuhnya kepada Allah bahwa setiap
yang kita kleuarkan akan diganti berlipat-lipat sekarang di dunia maupun nanti
di akhirat. Itulah sebaik-baik berinvestasi.
0 komentar:
Posting Komentar